Ekonom menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo lambat. Ekonomi Indonesia hanya tumbuh di kisaran 5% di tengah posisi Indonesia sebagai penerima investasi terbesar kedua di Asia Tenggara.
Menurut pengamat ekonomi Faisal Basri, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo mentok di angka 5%. Hal itu disebabkan jumlah proyek investasi di Indonesia tidak berpengaruh pada tingkat pertumbuhan ekonomi domestik.
Faisal mengatakan, pada 2020 investasi yang berupa bangunan sebanyak 74%, sementara investasi mesin di kawasan industri hanya 11%. Berkaca dari realisasi tersebut, investasi yang masuk ke dalam negeri tidak berdampak pada perekonomian rakyat kecil. Ia menyebu, saat ini angka pekerja di sektor informal semakin tinggi yaitu menjadi 60%. Sedangkan penurunan angka kemiskinan semakin melambat.
Sebelumnya, Kementerian Investasi/BKPM mencatat pertumbuhan investasi di Indonesia pada 2022 mencapai Rp1.207 triliun.
Secara rinci, jumlah penanaman modal asing (PMA) di Indonesia sepanjang 2022 mencapai 52,4?ri total investasi 2022. Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada 2022 mencapai 45,8%.