Penyintas stroke, Sonny Santoso pertama kali mengalami gejala stroke pada 2010. Sonny mengaku tidak akan pernah melupakan kejadian tersebut.
Tekanan darah sistoliknya kala itu mencapai angka 220 mmHg. Sonny memang memiliki hipertensi sejak usia 20 tahun, namun Ia abai dalam mengendalikannya.
Jarang mengonsumsi obat, dan tidak menjaga pola hidup sehat membuat penyakit Sonny semakin parah. Meski begitu, Ia terus mencari solusi agar penyakitnya dapat sembuh.
Teknologi laser membantunya pulih dan menyembuhkan dari penyakit stroke. Berkat penggunaan secara rutin, kini Sonny dapat beraktivitas seperti biasanya.