Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menilai, sampai saat ini elektabilitas Anies Baswedan masih bersaing ketat dengan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Kalau ketiganya maju sebagai bakal calon presiden, maka ketiganya masih punya peluang untuk menang.
Peta dan peluang akan makin terlihat jika masing-masing bakal calon presiden sudah punya bakal calon wakil presiden masing-masing termasuk jumlah calon sudah cukup jelas.
“Sekarang yang jadi tantangan bagi Anies adalah menarik dukungan dari kalangan pemilih Jokowi di 2019. Karena Jokowi secara aktif mendukung atau mengendorse Ganjar dan Prabowo, maka Anies harus punya strategi sendiri untuk menarik para pemilih di daerah atau wilayah yang dimenangkan Jokowi di 2019 lalu,” ungkap Djayadi.
Pemilihan bakal calon wakil presiden yang tepat akan mendongkrak suara elektoral yang berdampak pada pemanangan pasangan calon. Menurutnya bakal calon wakil presiden yang bisa mendampingi mantan gubernur DKI tersebut di antaranya adalah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudoyono.
Pengamat politik Universitas Airlangga, Kris Nugroho menjelaskan, posisi Anies maju dalam pemilu 2024 sudah kokoh. Penentuan siapa calon yang mendampingi Anies memiliki peran penting dalam mendongkrak suara.
“Yang sudah fixed dari awal Anies, asumsinya Anies kokoh artinya dia saat ini menjadi penentu wakilnya akan menjadi saya tarik tersendiri bagi parpol sekarang ini. Wakil Anies harus mengimbangi poros Ganjar,” ujar Kris.
Dari peta yang ada cawapres harus memperkuat efek elektoral dan mampu mendulang suara dan harus memecah suara elektoral dari Ganjar dan koalisi lain. Menurut Kris berdasarkan kekuatan real elektoral Anies sangat berisiko punya irisan dengan NU dan kekuatan yang lain karena itu bisa menimbulkan efek yang tidak terduga.
“Yang paling aman elit politik punya modal kapital lalu kedua dia harus bisa dan terbukti memiliki kekuatan lintas generasi,” tukasnya.