Jakarta: Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan terdapat tujuh upaya super prioritas yang telah disiapkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) guna mendukung transformasi ekonomi Indonesia 2045.
Upaya pertama yaitu meningkatkan anggaran dalam Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi (IPTEKIN) serta berfokus pada komersialisasi industri.
"Dalam mendukung transformasi ekonomi 2045, pengembangan IPTEKIN jadi upaya kunci yang akan difokuskan pemerintah untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045," kata Amalia, dilansir dari Medcom.id, Selasa, 30 Mei 2023.
Kedua, pemerintah akan meningkatkan industrialisasi dengan hilirisasi komoditas unggulan hingga produk akhir padat karya terampil, pada teknologi dan inovasi, serta berorientasi pada ekspor.
Ketiga, mengacu pada sumber pertumbuhan ekonomi baru seperti ekonomi biru, bioekonomi, dan ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual.
Kemudian keempat, pemerintah akan mempercepat transisi energi terbarukan dengan didukung oleh jaringan listrik terintegrasi serta transportasi hijau.
Kelima, menciptakan super platform untuk mempercepat transformasi digital serta memproduksi lebih banyak lagi talenta digital.
Keenam, pemerintah akan berupaya membangun integrasi konektivitas dengan kawasan pertumbuhan ekonomi. Kemudian ketujuh, memfokuskan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi kota hutan berkelanjutan.
Terjebak pertumbuhan lima persen
Sebelumnya Amalia mengungkapkan alasan Indonesia dalam satu dekade terakhir terjebak dalam pertumbuhan ekonomi di kisaran lima persen saja. Permasalah pertama yakni karena tingkat produktivitas Indonesia yang masih dianggap rendah jika dibandingkan negara-negara Asia lainnya.
"Bahkan jika dibandingkan dengan bagaimana produktivitas kerja kita jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang ada saat ini, kita juga di bawah Tiongkok," ujar Amalia.
Permasalahan lainnya yakni karena kontribusi sektor manufaktur Indonesia terhadap PDB yang terus menurun. Kontribusi sektor manufaktur Indonesia sempat menyentuh angka 27,4 persen dari PDB pada 2005. Namun, pada 2022 lalu kontribusinya kembali menurun 18,3 persen dari PDB.