Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani. Foto: MI
Jakarta: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pernyataan mengenai penurunan minat investasi asing terhadap Indonesia perlu dikaji lebih jauh.
Itu perlu dilakukan dengan parameter yang jelas dan objektif.
"Akan lebih bijak kalau pendapat ini kita teliti lebih jauh dengan parameter-parameter objektif dan di-follow up juga dengan langkah-langkah yang proaktif dan efektif untuk meningkatkan daya saing iklim usaha atau investasi kita. Ini harusnya dimanfaatkan menjadi kritik yang membangun," ujar Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani dilansir Media Indonesia, Jumat, 9 Juni 2023.
Bagi Kadin, lanjut dia, yang penting ialah bagaimana minat investasi asing terhadap Indonesia dengan negara-negara peers group, atau calon kompetitor potensial seperti ASEAN-5 maupun BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok dan Afrika Selatan).
"Ini harus ada parameter pembanding yang jelas juga agar kita tahu dalam aspek apa iklim usaha atau investasi kita kalah saing, sehingga kita juga bisa menciptakan follow up actions untuk mengatasi kekurangan atau kekalahan daya saing tersebut," jelas Shinta.
Namun dia juga tak memungkiri banyak sumber secara kuantitatif maupun kualitatif yang menyatakan daya saing iklim usaha atau investasi Indonesia masih kurang baik.
Bahkan, bila itu dibandingkan dengan peers group seperti yang dikeluarkan EODB World Bank, World Competitiveness Ranking, Index of Economic Complexity, hingga survei atau laporan tertentu seperti yang dibuat oleh institusi perbankan atau lembaga konsultan tertentu yang dapat menjadi rujukan.
Pernyataan Shinta itu berkaitan dengan pemberitaan sebelumnya ekonom senior Faisal Basri mengatakan minat investasi dari negara-negara lain kini berkurang, apalagi dari Jepang. ‘Negeri Sakura’ dinilai terus melirik pasar Vietnam.
"Jepang sekarang full ke Vietnam di Asia. Saat ini tidak begitu tertarik lagi dengan Indonesia. Industri yang berkembang di Indonesia kan cuma dua, yaitu makanan dan minuman chemical," kata Faisal beberapa waktu lalu.
(M. Ilham Ramadhan Avisena)