VOA Affiliates Conference 2023 bertajuk Covering Climate and Beyond: Making the Climate Connection di Hotel Atria, Tangerang, Senin, 29 Mei 2023. (Willy Haryono)
Tangerang: Masyarakat di berbagai belahan dunia sudah mulai menyadari dampak buruk dari perubahan iklim, termasuk di bidang pertanian. Terganggunya sektor pertanian dapat memicu terjadinya gagal panen, atau bahkan berdampak terhadap ketahanan pangan suatu negara.
"Kalau sekarang belum (mengganggu ketahanan pangan), tapi potensi ke arah sana ada," kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Laksmi Dhewanthi, M.A. IPU, dalam acara VOA Affiliates Conference 2023 bertajuk Covering Climate and Beyond: Making the Climate Connection di Hotel Atria, Tangerang, Senin, 29 Mei 2023.
Dalam upaya mencegah gagal panen, Laksmi mengatakan bahwa selama ini pemerintah selalu melakukan skenario berdasarkan data saat melakukan kebijakan dan penyiapan regulasi.
Salah satu yang dilakukan adalah memberikan informasi kepada petani. Melalui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG, pemerintah memberikan informasi harian kepada petai mengenai berbagai hal, termasuk sumber air.
BMKG juga memilih sistem yang telah didesain untuk memberikan informasi ke sektor pertanian, seperti kapan waktu menanam padi yang pas, bagaimana mengantisipasi gagal panen, dan lain sebagainya.
"Selain itu, BMKG juga mempunyai sekolah lapangan, yang memberikan edukasi mengenai smart agriculture," tutur Laksmi.
Adhityani Putri, Direktur Eksekutif Yayasan Indonesia Cerah, mengatakan bahwa ada sejumlah faktor lain yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan nasional. Beberapa di antaranya adalah generasi muda yang cenderung masuk ke sektor pertanian, hingga konversi lahan yang dijadikan vila atau hotel.
Pada setiap tahunnya, lanjut Adhityani, Indonesia kehilangan banyak lahan pertanian karena konversi lahan yang masif di berbagai wilayah. "Faktor-faktor ini juga menambah kerentanan di ketahanan pangan, ditambah lagi ada faktor perubahan iklim," ucapnya.
"Ini menjadi catatan bagi kita bersama, bahwa perencanaan pembangunan harus memikirkan krisis iklim, karena bagaimana pun ketahanan pangan itu penting," pungkas Adhityani.