NEWSTICKER

Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Menjadi 2,1% di 2023

Ilustrasi Bank Dunia. Foto: Freepik

Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Menjadi 2,1% di 2023

Fetry Wuryasti • 7 June 2023 17:18

Jakarta: Pertumbuhan ekonomi global telah melambat tajam dan risiko tekanan keuangan di pasar negara dan ekonomi negara berkembang semakin meningkat di tengah kenaikan suku bunga global, menurut laporan Prospek Ekonomi Global terbaru dari Bank Dunia.

Pertumbuhan global diproyeksikan melambat dari 3,1 persen pada 2022 menjadi 2,1 persen pada 2023.

Di pasar negara berkembang selain Tiongkok, pertumbuhan diperkirakan melambat menjadi 2,9 persen tahun ini dari 4,1 persen di tahun lalu. Prakiraan ini mencerminkan penurunan peringkat berbasis luas.
“Cara paling pasti untuk mengurangi kemiskinan dan memperluas kesejahteraan adalah melalui lapangan kerja. Sedangkan pertumbuhan yang lebih lambat membuat penciptaan lapangan kerja jauh lebih sulit,” kata Presiden Grup Bank Dunia Ajay Banga dilansir Media Indonesia, Rabu, 7 Juni 2023.

Maka penting untuk diingat bahwa perkiraan pertumbuhan bukanlah takdir. Semua negara memiliki kesempatan untuk membalikkan keadaan tetapi harus dengan bekerja sama.

Sebagian besar pasar negara berkembang sejauh ini hanya mengalami dampak terbatas dari tekanan perbankan baru-baru ini di negara maju, tetapi menuju tantangan yang lebih berat.

Ekonomi dunia genting

Ekonomi dunia dalam posisi genting Dengan kondisi kredit global yang semakin ketat, satu dari setiap empat negara berkembang secara efektif kehilangan akses ke pasar obligasi internasional.

Tekanan untuk negara berkembang dengan kerentanan mendasar seperti kelayakan kredit yang rendah. Proyeksi pertumbuhan ekonomi ini untuk tahun 2023 terkoreksi kurang dari setengah dari tahun lalu, membuat mereka sangat rentan terhadap guncangan tambahan.
 
“Ekonomi dunia berada dalam posisi genting. Di luar Asia Timur dan Selatan, masih jauh dari dinamisme yang dibutuhkan untuk menghilangkan kemiskinan, melawan perubahan iklim, dan mengisi kembali sumber daya manusia," kata Kepala Ekonom dan Wakil Presiden Senior Grup Bank Dunia, Indermit Gill.

Pada 2023, kecepatan perdagangan akan tumbuh kurang dari sepertiga dari pada tahun-tahun sebelum pandemi.

Sementara itu, di pasar negara ekonomi berkembang, tekanan utang meningkat karena suku bunga yang lebih tinggi.

"Kelemahan fiskal telah membuat banyak negara berpenghasilan rendah mengalami kesulitan utang. Sementara kebutuhan pembiayaan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan jauh lebih besar daripada proyeksi investasi swasta yang paling optimis sekalipun," ujarnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Annisa Ayu)